Perpustakaan yang
sering dianalogikan sebagai gudang ilmu, merupakan salah satu sarana
pendidikan yang memiliki andil besar dalam mewujudkan manusia yang
cerdas dan berpengetahuan sebagai langkah menuju masyarakat yang
berperadaban.
Keberadaan perpustakaan sesuai dengan tujuan Tuhan memerintahkan manusia
untuk belajar (????? = membaca dalam arti luas, bukan hanya membaca
buku). Oleh karena itu ia mutlak adanya, sebagaimana kaidah ushul
fikih yang menyatakan bahwa â?? perintah melaksanakan kewajiban
(belajar/ membaca) sama dengan perintah membuat sarana â??(perpustakaan,
buku, alat tulis, computer, dll.).
Wahyu pertama tersebut mengandung makna bahwa membaca merupakan kunci
penambah pengetahuan. Ayat tersebut memberikan isyarat perlunya
pendidikan yang mengajarkan dan memberitahukan sesuatu yang belum
diketahui, yaitu yang berkaitan dengan Tuhan dan mahluk-Nya serta
hukum-hukum-Nya yang berlaku dalam kehidupan dunia dan ahirat. Sejak
zaman prasejarah hingga abad modern ini manusia tidak terlepas dari
kebudayaan membaca dalam pengertian memaknai seluruh gejala alam.Â
Manusia selalu berhadapan dengan proses berpikir dan memaknai seluruh
fenomena alam yang terjadi. Lihat Q.S. Yunus : 101, Al-Jatsiyah :3,
Al-Hijr :16, dan An-Nahl:65.1
Dengan membaca manusia mampu mengubah pola pikirnya dari negatif menjadi
positif. Tindakan seseorang adalah buah/hasil dari pikirannya
sehingga apa yang ia pikirkan itulah yang akan ia kerjakan. Dengan
demikian apabila pola pikir manusia positif (baik), maka tindakan
hidupnya pun akan positif.
Sumber: http://www.pemustaka.com/asyiknya-di-perpustakaan.html
Sumber: http://www.pemustaka.com/asyiknya-di-perpustakaan.html
Perpustakaan yang sering
dianalogikan sebagai gudang ilmu, merupakan salah satu sarana pendidikan yang
memiliki andil besar dalam mewujudkan manusia yang cerdas dan berpengetahuan
sebagai langkah menuju masyarakat yang berperadaban. Keberadaan perpustakaan
sesuai dengan tujuan Tuhan memerintahkan manusia untuk belajar (????? = membaca
dalam arti luas, bukan hanya membaca buku). Oleh karena itu ia mutlak adanya,
sebagaimana kaidah ushul fikih yang menyatakan bahwa â?? perintah melaksanakan
kewajiban (belajar/ membaca) sama dengan perintah membuat sarana
â??(perpustakaan, buku, alat tulis, computer, dll.). Wahyu pertama tersebut
mengandung makna bahwa membaca merupakan kunci penambah pengetahuan. Ayat
tersebut memberikan isyarat perlunya pendidikan yang mengajarkan dan
memberitahukan sesuatu yang belum diketahui, yaitu yang berkaitan dengan Tuhan
dan mahluk-Nya serta hukum-hukum-Nya yang berlaku dalam kehidupan dunia dan
ahirat. Sejak zaman prasejarah hingga abad modern ini manusia tidak terlepas
dari kebudayaan membaca dalam pengertian memaknai seluruh gejala alam. Manusia
selalu berhadapan dengan proses berpikir dan memaknai seluruh fenomena alam
yang terjadi. Lihat Q.S. Yunus : 101, Al-Jatsiyah :3, Al-Hijr :16, dan
An-Nahl:65.1 Dengan membaca manusia mampu mengubah pola pikirnya dari negatif
menjadi positif. Tindakan seseorang adalah buah/hasil dari pikirannya sehingga
apa yang ia pikirkan itulah yang akan ia kerjakan. Dengan demikian apabila
pola pikir manusia positif (baik), maka tindakan hidupnya pun akan positif.
Membaca membuat manusia dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat, tepat,
dan bijaksana.
Sumber: http://www.pemustaka.com
Sumber: http://www.pemustaka.com
Perpustakaan yang
sering dianalogikan sebagai gudang ilmu, merupakan salah satu sarana
pendidikan yang memiliki andil besar dalam mewujudkan manusia yang
cerdas dan berpengetahuan sebagai langkah menuju masyarakat yang
berperadaban.
Keberadaan perpustakaan sesuai dengan tujuan Tuhan memerintahkan manusia
untuk belajar (????? = membaca dalam arti luas, bukan hanya membaca
buku). Oleh karena itu ia mutlak adanya, sebagaimana kaidah ushul
fikih yang menyatakan bahwa â?? perintah melaksanakan kewajiban
(belajar/ membaca) sama dengan perintah membuat sarana â??(perpustakaan,
buku, alat tulis, computer, dll.).
Wahyu pertama tersebut mengandung makna bahwa membaca merupakan kunci
penambah pengetahuan. Ayat tersebut memberikan isyarat perlunya
pendidikan yang mengajarkan dan memberitahukan sesuatu yang belum
diketahui, yaitu yang berkaitan dengan Tuhan dan mahluk-Nya serta
hukum-hukum-Nya yang berlaku dalam kehidupan dunia dan ahirat. Sejak
zaman prasejarah hingga abad modern ini manusia tidak terlepas dari
kebudayaan membaca dalam pengertian memaknai seluruh gejala alam.Â
Manusia selalu berhadapan dengan proses berpikir dan memaknai seluruh
fenomena alam yang terjadi. Lihat Q.S. Yunus : 101, Al-Jatsiyah :3,
Al-Hijr :16, dan An-Nahl:65.1
Dengan membaca manusia mampu mengubah pola pikirnya dari negatif menjadi
positif. Tindakan seseorang adalah buah/hasil dari pikirannya
sehingga apa yang ia pikirkan itulah yang akan ia kerjakan. Dengan
demikian apabila pola pikir manusia positif (baik), maka tindakan
hidupnya pun akan positif.
Sumber: http://www.pemustaka.com/asyiknya-di-perpustakaan.html
Sumber: http://www.pemustaka.com/asyiknya-di-perpustakaan.html